1.
Baris yang terpenting dari pidato:
“Maka oleh karena itu saya
minta kepada tuan-tuan sekalian, janganlah mengingat bahwa ini dan itu lebih
dulu harus selesai dengan njlimet, dan kalau sudah selesai, baru
kita dapat merdeka. Asal ada
buminya, ada rakyatnya, ada pemerintahnya, kemudian diakui oleh
satu negara yang lain, yang merdeka, inilah yang sudah bernama: merdeka.
Dasar pertama, yang baik dijadikan dasar buat negara Indonesia, ialah
dasar kebangsaan. Inilah filosofisch principe yang
nomor dua, yang saya usulkan pada Tuan-tuan, yang boleh saya namakan “internasionalisme”.
Dasar itu ialah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar
permusyawaratan. Saya di dalam 3 hari ini belum mendengar prinsip itu, yaitu
prinsip kesejahteraan, prinsip: tidak ada kemiskinan di
dalam Indonesia Merdeka. Prinsip yang kelima hendaknya: menyusun Indonesia
Merdeka dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.”.
2. Esensi
dari sepuluh baris pidato di atas :
Pada dasarnya, inti dari seluruh pidato
yang dipaparkan oleh Soekarno adalah bahwa beliau ingin menyampaikan lima hal
yang menurutnya merupakan dasar kemerdekaan Indonesia. Sebagai pembukaan, Bung Karno ingin
membakar semangat dan niat masyarakat untuk menyatakan merdeka. Bung Karno
berpendapat, bahwa tidak perlu mengurusi ini dan itu hingganjlimet baru
bisa menyatakan kemerdekaan. Cukup dengan apa yang dikatakan hukum
internasional: asal ada buminya, rakyatnya, ada pemerintahannya, kemudian
diakui oleh satu negara yang lain, inilah yang sudah bernama merdeka.
Dasar pertama yang diungkapkan Bung
Karno adalah kebangsaan. Kebangsaan yang dimaksud bukan dalam arti
sempit, melainkan menghendaki nationale staat, atau kesatuan nasional.
Kebangsaan ini bisa dicapai bila seluruh rakyat di seluruh wilayah Indonesia
secara geopolitik mau dan telah menjadi satu kesatuan. Jangan sampai kebangsaan
ini menuntun rakyat Indonesia ke arah yang lebih runcing seperti chauvanisme.
Dasar kedua yang diusulkan adalah internasionalisme.
Internasionalisme tidak akan tumbuh subur tapa berakar dalam buminya, yaitu
nasionalisme. Begitu pun nasionalisme tidak akan bertumbuh tanpa
internasionalisme. Internasionalisme yang dimaksud bukan berarti menjadi pengikut
negara-negara luar, melainkan menjalin hubungan baik dan kemanusiaan antar
negara.
Dasar yang ketiga yang diungkapkan oleh
Soekarno adalah mufakat. Mufakat adalah membicarakan segala hal yang
diperlukan dengan cara perwakilan dan permusyawaratan. Dengan cara mufakat,
segalanya bisa diperbaiki, termasuk juga keselamatan agama. Dengan cara mufakat
pula, segala persoalan bisa diselesaikan dengan baik-baik. Maka bila ada
hal-hal yang dikira belum sesuai, bisa diselesaikan dengan cara mufakat
tersebut.
Dasar keempat yaitu kesejahteraan. Prinsip
dari kesejahteraan yang dimaksud adalah tidak ada kemiskinan di dalam Indonesia
Merdeka. Rakyat dapat hidup sejahtera: terpenuhi kebutuhan sandang pangannya.
Dasar terakhir, yaitu kelima, adalah ke-Tuhanan. Oleh prinsip
ini, hendaknya menyusun Indonesia Merdeka dengan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan
tiada “egoisme-agama”. Cara mengamalkannya adalah dengan menjalankan agama, apa
pun itu, dengan cara berkeadaban, yaitu dengan saling hormat-menghormati. Dalam
pengakuan asas yang kelima ini, segenap agama yang ada di Indonesia bisa
mendapat tempat sebaik-baiknya. Di dalam Indonesia Merdeka, perjuangan dalam
rangka menyehatkan rakyat harus berjalan terus, hanya akan berbeda perjuangan
dan coraknya dengan sekarang ini.
3. Relevansi dengan masa sekarang
Masa sekarang ini adalah masa yang
disebut oleh Bung Karno sebagai masa untuk menyehatkan rakyat. Perjuangan untuk
menyehatkan rakyat tersebut diminta oleh Soekarno untuk terus dijalankan dan
mencerminkan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan tersebut dapat dilakukan dan
diteruskan sesuai dengan mengikuti perkembangan zaman.
Bila ditanya apakah pidato yang
disampaikan Soekarno tersebut relevan dengan zaman sekarang atau tidak,
jawabannya tentu relevan. Mengapa? Masa saat Soekarno menyampaikan pidato
tersebut adalah masa saat bangsa Indonesia belum menyatakan kemerdekaannya.
Bung Karno ingin menaikkan semangat seluruh rakyat untuk tidak takut menyatakan
kemerdekaan saat itu juga. Merdeka bagi Bung Karno adalah jembatan emas yang
akan mengantarkan rakyat menuju sisi lain. Di sisi lain itulah saat di mana
bangsa perlu untuk menyehatkan rakyatnya. Jadi, tidak perlu menunggu suatu
bangsa memiliki harta yang banyak terlebih dahulu atau seluruh rakyat bisa
membaca dan menulis terlebih dahulu baru bisa menyatakan kemerdekaan.
Sekarang Indonesia telah menyatakan
kemerdekaan sejak tahun 1945. Itu artinya jembatan emas telah dilewati oleh
Indonesia menuju sisi lain untuk menyehatkan rakyatnya. Upaya menyehatkan
rakyat tersebut bisa dilihat hasilnya setelah 70 tahun Indonesia menyatakan
merdeka. Sudah 70 tahun pula Indonesia telah menyebrangi jembatan yang
dimaksudkan oleh Bung Karno dalam pidatonya. Lalu bagamana hasilnya? Dari
seluruh dasar kemerdekaan yang disampaikan oleh Soekarno, kita bisa melihat dan
menilai sendiri dasar-dasar mana saja yang sudah dijalankan atau bahkan belum
dijalankan oleh bangsa Indonesia.
Menurut saya, ada satu dasar, dari yang
telah diungkapkan Bung Karno, yang belum nampak pada bangsa Indonesia setelah
70 menyatakan kemerdekaan. Dasar tersebut adalah dasar ketiga, kesejahteraan.
Dasar tersebut memiliki prinsip: tidak ada kemiskinan di dalan Indonesia.
Soekarno ingin dengan dasar ini seluruh rakyat bisa terjamin kesejahteraan
hidupnya dengan cukup makan dan cukup pakaian. Namun sangat jelas terlihat
bahwa masih sangat banyak rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis
kemiskinan. Jangankan pakaian, untuk makan sehari-hari saja belum tentu tercukupi.
Padahal di sisi lain, ada rakyat Indonesia yang memiliki harta berlebih dan
justru memilih untuk menghamburkannya. Kesejahteraan yang ada di Indonesia pada
zaman sekarang sungguh tidak merata.
Para petinggi negara telah melihatkan
upayanya untuk menyehatkan rakyat Indonesia. Upaya itu berusaha direalisasikan
dengan cara pembayaran pajak. Pajak-pajak tersebut masuk ke dalam kas negara
untuk selanjutnya dilakukan pembangunan-pembangunan yang diharapkan bisa
meratakan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Negara telah melakukan banyak
sekali pembangunan, namun apakah rakyat Indonesia sudah sejahtera seluruhnya?
Belum. Masih begitu banyak rakyat yang belum terjamin kesejahteraannya. Masih
begitu banyak rakyat yang belum merasakan buah-buah dari pembangunan tersebut.
Masih banyak rakyat Indonesia yang belum
tercukupi kesejahteraannya berarti mengindikasikan ada kesalahan dalam upaya
yang dilakukan negara. Kesalahan tersebut ialah uang-uang rakyat yang
dikumpulkan untuk pembangunan, justru digunakan oleh pihak-pihak tak
bertanggung jawab demi memperkaya diri sendiri. Banyak diantara pejabat tinggi
dan “wakil rakyat” yang justru menggunakan uang rakyat tersebut. Korupsi telah
menjamur di dalam bangsa Indonesia. Rasa egois dan nafsu duniawi merajai
banyak pribadi yang justru mengaku diri sebagai wakil rakyat. Para wakil rakyat
itu terlihat menodai upaya yang awalnya memiliki tujuan baik. Apa yang
dilakukan oleh wakil rakyat yang melakukan korupsi jelas bahawa tidak
mengamalkan dasar ketiga, yaitu kesejahteraan. Korupsi telah membuat orang yang
melakukan korupsi semakin egois dan individualis, sedangkan rakyat yang miskin
semakin menderita.
Sacara tidak langsung korupsi yang
dilakukan oleh para wakil rakyat ini selain tidak mengamalkan dasar ketiga,
juga tidak mengamalkan dasar keempat yaitu mufakat. Mufakat adalah membicarakan
atau memusyawarahkan segala sesuatunya hingga mencapai kata sepakat dengan cara
perwakilan. Orang-orang yang telah terpilih menjadi perwakilan bagi seluruh
rakyat, justru melakukan korupsi yang merugikan banyak pihak. jelas terlihat
bahwa wakil rakyat ini tidak menjalankan tugasnya untuk mengamalkan dasar yang
keempat.
Pada dasarnya negara telah memiliki niat
baik untuk menyehatkan rakyat, milai dari pemungutan pajak untuk pembangunan negara
hingga pembentukan badan wakil rakyat sebagai perwakilan suara rakyat. Namun
oknum-oknum jahatlah yang membuat niat baik tersebut tidak dapat
terealisasikan. Maka dari itu seluruh rakyat Indonesia harus bekerja sama untuk
menyehatkan bangsa sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Soekarno, bahwa
kemerdekaan ini adalah untuk semua. Semua untuk semua, bukan hanya untuk satu.
4. Kesimpulan
Pidato yang disampaikan oleh Soekarno pada tanggal 1 Juni
1945 dalam rangka rapat BPUPKI sebenarnya hanya ingin menyampaikan pendapatnya
mengenai dasar-dasar kemerdekaan Indonesia. Namun Soekarno ingin terlebih
dahulu memunculkan rasa percaya diri bangsa untuk menyatakan kemerdekaan.
Merdeka adalah jembatan emas yang akan mengantar bangsa Indonesia ke sisi lain,
dan di sanalah Indonesia bertugas untuk menyehatkan rakyatnya. Beliau
menyampaikan 5 hal yang menjadi dasar, yaitu kebangsaan, internasionalisme,
mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan. Secara gamblang telah diungkapkan
penjelasan mengenai 5 dasar tersebut dalam pidatonya. Pada zaman sekarang,
pemimpin negara sudah memiliki niat baik untuk mengamalkan dasar-dasar
tersebut. Namun upaya merealisasikan niat baik tersebut terhalang oleh nafsu
duniawi pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Contohnya saja korupsi, yang
membuat rakyat semakin menderita dan jauh dari kata kesejahteraan.
Created by : -Ricky Tham-
0 komentar:
Posting Komentar